Dwi Widya's


Musibah

Posted in Reviews oleh Dwi Widya pada Januari 11, 2010

Seperti juga kegagalan, ada bentuk lain dari rintangan yang menghadang seorang pahlawan. Musibah. Yang dimaksud musibah disini adalah semua bencana yang menimpa sesorang yang mempengaruhi seluruh kepribadiannya dan juga jalan hidupnya. Misalnya, kematian orang terdekat seperti yang dialami Rasulullah saw saat meninggalnya Khadijah ra dan Abu Thalib. Yang sangat berat dari musibah-musibah itu adalah menimpa fisik dan mempengaruhi ruang gerak seorang pahlawan. Misalnya, kebutaan, ketulian, atau kelumpuhan. Kenyataan seperti ini tentu saja membatasi ruang gerak dan menciptakan keterbatasan-keterbatasan lainnya.

Namun, masalahnya sesungguhnya bukan disitu. Inti persoalannya ada pada goncangan jiwa yang mungkin ditimbulkan oleh musibah tersebut. Goncangan jiwa itulah yang biasanya mengubah arah kehidupan seseorang. Sebab, musibah itu mungkin menghilangkan kepercayaan dirinya, membabat image dirinya ditengah lingkungannya, membabat habis harapah-harapan dan ambisi-ambisinya serta menyemaikan keputusasaan dalam dirinya. Jalan yang dihadapannya seperti menjadi buntu dan langit kehidupan menjadi gelap, maka mimpi kepahlawanannya seperti gugur satu demi satu.

Akan tetapi, para pahlawan selalu menemukan celah dibalik kebuntuan, dan memiliki secercah cahaya harapan dibalik gelapnya kehidupan. Yang pertama mereka lakukan saat musibah itu datang adalah mempertahankan ketenangan. Sebab, inilah akar keseimbangan jiwa yang membantu seseorang melihat panorama hidup secara proposional. Keseimbangan jiwa inilah yang membuat seseorang tegar didepan goncangan-goncangan hidup.

Yang kedua adalah mempertahankan harapan. Sebab, harapan, kata Rasulullah saw, adalah rahmat Allah bagi umatku. Jika bukan karena harapan, takkan ada orang yang mau menanam pohon dan takkan ada ibu yang mau menyusui anaknya. Harapan adalah buah dari kepercayaan kepada rahmat Allah SWT dan juga kepada kemampuan Allah SWT melakukan semua yang ia kehendaki.

Yang ketiga adalah mempertahankan keberanian. Dan keberanian adalah buah dari kepercaan diri yang kuat dan juga anak yang lahir dari tekad baja. Keberanian dibutuhkan untuk menembus keterbatasan-keterbatasan pada ruang gerak dan hambatan yang tercipta akibat perubahan pada image.

Yang keempat adalah mempertahankan semangat kerja di tengah keterbatasan-keterbatasan itu. Dalam banyak kasus, keterbatasan-keterbatasan justru membantu memberikan fokus pada arah dan target serta konsentrasi yang kuat. Yang kita lakukan disini adalah memenuhi ruang yang tersedia dengan amal dan karya.

Begitulah para pahlwan mensiasati musibah. Maka, kebutaan tidak dapat menghambat Syeikh Abdul Aziz bin Baz merebut takdirnya sebagai ulama besar abad ini. Ketulian juga gagal mencegat perjalanan Mustafa Shadiq Al-Rafi’i menuju puncak, sebagai salah satu sastrawan muslim terbesar abad ini. Dan kelumpuhan menyerah didepan tekad baja Syeikh Ahmad Yasin yang menjadi mujahid besar abad ini, bukan saja dalam melawan kebiadaban israel, tetapi bahkan menentang dunia.

Anis Matta, “Serial Kepahlawanan”

Sistem Kendali Digital Terintegrasi pada Prototipe Growth Chamber

Posted in Reviews oleh Dwi Widya pada Januari 4, 2010

Sekedar pengingat dan penyemangat

Bidang pertanian dewasa ini sudah semakin maju. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan juga kebutuhan masyarakat dunia akan produk pertanian dengan kualitas tinggi. Pertanian modern saat ini banyak memanfaatkan Controlled Environment in Agriculture (CEA), yaitu sebuah sistem pertanian buatan yang didesain khusus dengan tingkat pemantauan dan pengontrolan variabel-variabel lingkungan yang lebih intensif. Variabel-variabel lingkungan seperti halnya intensitas cahaya, suhu, kelembaban dan ketersediaan unsur hara di dalam tanah perlu dipantau dan dikontrol agar pertumbuhan tanaman dapat berjalan optimal.
Suhu sebagai faktor lingkungan dapat mempengaruhi produksi tanaman secara fisik maupun fisiologis. Secara fisik, suhu merupakan bagian yang dipengaruhi oleh radiasi sinar matahari dan dapat diestimasikan berdasarkan keseimbangan panas. Secara fisiologis, suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, fotosintesis, pembukaan stomata dan respirasi. Selain itu, suhu merupakan salah satu penghambat dalam proses fisiologi untuk sistem produksi tanaman ketika suhu tanaman berada diluar suhu optimal terendah maupun tertinggi.
Kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan dapat dikurangi menggunakan sistem pertanian dengan lingkungan yang terkontrol (Controlled Environment in Agriculture (CEA)), sebab CEA dapat mempertahankan dan menstabilkan kondisi lingkungan sesuai kondisi optimal untuk pertumbuhan tanaman. Pertanian dengan lingkungan yang terkontrol, merupakan kombinasi antara budidaya pertanian, perkebunan dan rekayasa untuk mengoptimalkan produksi tanaman, peningkatan kualitas panen, dan efisiensi produk. Beberapa tipe fasilitas CEA yang banyak digunakan oleh para ahli pertanian maupun para petani dan industri pertanian adalah greenhouse, phytotron, growth chamber, dan Controlled Ecological Life-Support System (CELSS), namun yang akan dibahas lebih lanjut adalah mengenai growth chamber.

Secara umum, pengoperasian growth chamber mahal dan membutuhkan persyaratan khusus untuk menjalankan dan mengatur bermacam-macam faktor dengan tingkat presisi yang tinggi. Akan tetapi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang elektronika, tidak tertutup kemungkinan pada growth chamber sederhana radiasi, suhu dan kelembaban dapat dikontrol dengan baik dan akurat.
Growth chamber yang digunakan di Indonesia biasanya didatangkan dari luar negeri. Hal tersebut mengakibatkan harga growth chamber menjadi sangat mahal. Oleh karena itu bagaimana growth chamber dapat dibuat dan dimanfaatkan dengan ekonomis perlu diupayakan. Selain itu juga perlu dikembangkan pengendalian terintegrasi terhadap variabel-variabel yang dibutuhkan secara digital, sehingga dapat memudahkan pengoperasian alat dan memiliki faktor ketelitian lebih tinggi, efisiensi waktu dan tenaga.

Atas latar belakang itulah maka dibuat sistem kendali terintegrasi pada prototype ruang tumbuh (growth chamber) berbasis mikrokontroler AVR ATMega8535. Growth chamber sebenarnya mudah diperoleh di pasaran (import) walaupun dengan harga relatif mahal. Growth chamber tersebut menggunakan penerangan buatan (artificial lighting), hal ini dilakukan agar faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan atau menggangu pertumbuhan tanaman dapat lebih terkendali. Kendali yang dilakukan pada prototype growth chamber pada penelitian ini meliputi kendali otomatis untuk suhu, kelembaban, serta pewaktuan hidup dan mati lampu dengan aksi kendali dua posisi atau on-off. Selain itu juga disediakan kendali intensitas cahaya dengan cara mengendalikan daya listrik yang masuk ke lampu. Pengendalian daya dilakukan oleh triac melalui proses pengaturan delay serta mengacu pada nilai konversi tegangan pada analog to digital converter (ADC).
Pada kendali suhu dan kelembaban terdapat menu set point untuk memasukkan nilai suhu dan kelembaban yang diinginkan. Selanjutnya set point akan dibandingkan dengan nilai hasil pembacaan aktual dari sensor SHT11 yang digunakan. Jika nilai set point suhu lebih kecil dari nilai pembacaan aktual sensor, maka kipas akan hidup dan apabila suhu terlalu rendah maka kipas akan mati Selanjutnya, jika nilai set point kelembaban lebih besar dari nilai pembacaan aktual sensor maka humidifier akan hidup dan apabila kelembaban terlalu besar maka humidifier akan mati. Sementara itu, pada kendali intensitas cahaya terdapat menu set point intensitas untuk memasukkan nilai intensitas cahaya yang diinginkan. Selanjutnya, set point akan dibandingkan dengan nilai hasil pembacaan aktual dari sensor LDR yang dikonversi oleh ADC. Setelah itu lampu akan menerang atau meredup hingga tercapai intensitas yang diinginkan Kendali pewaktuan berupa pengesetan jam dan menit kapan lampu akan dimatikan dan kapan lampu akan dihidupkan seperti sedia kala. Sebagai tambahan, nilai aktual jam akan dicocokkan dengan set point pewaktuan. Apabila nilai aktual jam termasuk dalam rentang waktu lampu hidup, lampu akan hidup dan bisa dikendalikan intensitasnya. Namun sebaliknya, apabila nilai aktual jam termasuk dalam rentang waktu mati, maka lampu akan mati dan kendali intensitas tidak dapat berlangsung.
Sistem ini sebenarnya mampu mengendalikan suhu sesuai kebutuhan jika dilengkapi dengan alat pendingin dan pemanas ruangan. Sistem mampu mengendalikan suhu ruang antara 25oC-29oC. Untuk kelembaban, sistem mampu mengendalikan kelembaban hingga maksimum 93%, sementara itu, intensitas cahaya dapat dikendalikan dalam interval 1145-25548 lux.

Pertanyaan 1 Kata

Posted in Reviews oleh Dwi Widya pada Desember 16, 2009

Petikan percakapan dalam wawancara harian terkemuka Iran, Kayhan dengan Sayyid Muhammad Husein Tabataba’i pada 5 Oktober 2006, saat ia berusia 15 tahun


K : Bagaimana kalau saya mengajukan pertanyaan 1 kata?
H : Silahkan

K : Sedih?
H : Orang yang selalu bersama Al Qur’an tidak akan pernah merasa sedih

K : Hawa nafsu?
H : Kita harus hati-hati menghadapinya, terutama nafsu amarah

K : Kematian?
H : Jembatan yang akan mengantarkan manusia baik ke surga

K : Dosa?
H : Api yang kalaupun didekati saja, panasnya sudah sangat terasa

K : Pencerahan agama?
H : Kebangkitan

K : RAM215?
H : Salah satu bagian dari hardware computer
K : Saya tidak sangka engkau mengetahuinya
H : Oya?!

K : Internet?
H : Fasilitas terbaik untuk menyebarluaskan Islam

K : Menunggu?
H : Kerja dan aktivitas

K : Syahid?
H : Lilin

K : Cinta?
H : Hati orang mukmin

K : Energi Nuklir?
H : Hak semua bangsa

K : Parameter kehidupan?
H : Rasulullah

K : Apa perbedaan antara Sayyid Muhammad Husein 10 tahun yang lalu dengan hari ini?
H : Semakin banyak saya membaca dan semakin jauh saya berjalan, saya semakinmenemukan bahwa saya semakin ”miskin” dan semakin ”membutuhkan”

K : QS 2:286 ”Allah tidak akan membebani seseorang selain sesuai kemampuannya…”
H : Menurut saya, untuk mencaai tujuan dan kemajuan, kita hurus memandang bahwa kewajiban kita lebih besar daripada kemampuan yang kita miliki

Ref:
Dina Y. Sulaiman. 2008.Doktor cilik Hafal dan faham Al-Qur’an. Pustaka IiMaN. Depok

Lukisan yang Tak Selesai

Posted in Reviews oleh Dwi Widya pada Desember 7, 2009

Setiap saat, dalam perjalanan hidup yang panjang, kita selalu menemukan satu per satu rahasia kehidupan. Setiap satu rahasia yang kita temukan, menambah pengetahuan kita tentang hidup. Setiap kali pengetahuan kita bertambah, kita menjadi lebih arif dan bijaksana.

Situasi itulah yang terekam dalam salah satu warisan hikmah orang Arab. Mereka mengatakan, sebodoh-bodohnya manusia, umur akan tetap membuatnya lebih bijaksana. Kebijaksanaan terbentuk dari akumulasi informasi yang membentuk pengetahuan kita tentang hidup. Karena seifatnya yang akumulatif, maka kesadaran hidup kita tidak akan pernah bisa terbentuk seketika. Karena tidak terbentuk seketika, maka sikap hidup kita juga berubah dari waktu ke waktu.

Tapi kapankah pengetahuan kita tentang hidup menjadi sempurna dan lengkap? Atau, jika pertanyaannya lebih mendasar lagi, bisakah pengetahuan kita tentang hidup menjadi sempurna dan lengkap? Jawabannya pasti. Tidak. Tidak akan pernah bisa pengetahuan kita tentang hidup ini menjadi sempurna dan lengkap. Salah satu sebabnya karena Allah setiap saat menciptakan makhluk-makhluk baru, baik manusia, hewan dan tumbuhan, atau benda-benda lain di alam raya ini, atau ciptaan-ciptaan yang tak terlihat seperti pikiran-pikiran dan ide-ide baru. “Dan Tuhanmu, menciptakan apa saja yang Dia kehendaki dan memilih dari ciptaan-ciptaan itu.” Setiap satu ciptaan baru tentu melahirkan fakta baru, yang kemudian terintegrasi ke dalam fakta-fakta yang ada sebelumnya, lalu terjadilah semacam rekonfigurasi keseluruhan fakta-fakta itu.

Itulah yang menjelaskan mengapa pengetahuan itu bersifat akumulatif, dan harus diwariskan secara turun temurun agar kita tidak setiap saat harus memulainya dari awal. Itu juga yang menjelaskan mengapa pengetahuan, seperti kata Ibnu Jauzi, harus diikat dengan tulisan; tulisan membuat proses pewarisannya menjadi lebih mudah. Warisan pengetahuan dari peradaban Yunani, Romawi dan Islam secara akumulatif diwarisi oleh Barat sekarang, dan lahirlah wajah peradaban baru seperti yang sekarang kita saksikan.

Karena pengetahuan kita tentang hidup ini tidak akan pernah sempurna dan lengkap, maka kesadaran hidup kita juga tidak akan pernah sempurna dan lengkap. Maka manusia kepada hidup, seperti tiga orang buta yang melukiskan gajah dari sudut yang mereka pegang. Ini adalah lukisan yang tak selesai. Dan takkan pernah selesai.

Sebab Allah sendiri yang mengatakan bahwa: “Tiadalah kamu diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit saja.” Maka proses pembelajaran juga tak boleh selesai. Pepatah lama itu rasanya teramat bijak: “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat.” [Anis Matta, sumber : Majalah Tarbawi edisi 214 hal.80]

http://muchlisin.blogspot.com/2009/11/lukisan-yang-tak-selesai.html